Traveling Diary
  • Home
  • About
  • Travel Destination
  • Food & Culture
  • Life Stories
  • Thought & Tips
  • Contact

 



    Pengen nongkrong atau santai-santai dengan pemandangan yang gak biasa? Seperti pegunungan dan  indahnya city light? Ini jawabannya. For me this is the best place di Kota Batu Malang untuk sejenak bersantai sambil menikmati indahnya pegunungan dan city light di malam hari. Udara disini sejuknya bukan main, dengan HTM Rp.20.000 saja yang nantinya juga bisa ditukar dengan mini pizza atau spaghetti, kita sudah bisa masuk dan menikmati pemandangan indah Kota Batu Malang. Worth it sekali bukan?




    Tempat yang satu ini bernama Beautiful Sunset At Kusuma Agrowisata, masih satu kawasan dengan Kusuma Agrowisata. Lokasinya berada didataran tinggi Kota Batu, sehingga dari sini kita bisa melihat seluruh pemandangan Kota Batu, buka mulai pukul 16.30-22.00. Menariknya lagi, mulai pukul 19.00 ada penayanagan film melalui infocus, so, bisa sambil nobar juga, dan spesial di hari sabtu atau malam minggu disediakan live musik akustik. Kalo mau duduk dengan tenda, pengunjung harus reservasi terlebih dahulu, tapi tenang, kalo misalnya berkunjung dadakan juga it’s ok kok, kita tetap disediakan tempat duduk, hanya saja tidak menggunakan tenda.

    Alamat lengkap Beautiful Sunset At Kusuma Agrowisata ini di Jalan Abdul Gani Atas Kota Batu Malang Jawa Timur. Tunggu apa lagi? Ingin menikmati indahnya pegunungan dan cantiknya city light Kota Batu? Tempat ini tentu sangat recommended. Please keep the place clean when you visit :)

 


    Kampung Warna Jodipan merupakan destinasi wisata utama Kota Malang, konsep menarik dari destinasi ini berhasil mengundang perhatian banyak wisatawan. Rasanya kurang lengkap jika berlibur di Kota Malang tapi tidak berkunjung ke Kampung Warna Jodipan, dan alhamdulillah kemarin saat berkunjung ke Malang, aku berkesempatan untuk mengunjungi wisata satu ini. Menurut sejarahnya, kampung ini dulu awalnya merupakan kampung yang kumuh dan berlokasi di pinggir sungai, lokasinya yang jauh dari tempat pembuangan sampah (TPS) membuat warganya sering membuang sampah sembarangan ke sungai.

    Pada tahun 2016 Kampung Jodipan berubah menjadi destinasi wisata yang banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara. Ide mencat kampung ini muncul dari sejumlah mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang yang tergabung dalam sebuah komunitas, kebiasaan warga membuang sampah sembaranganpun pelan-pelan hilang. Untuk bisa menikmati keindahan kampung ini, pengunjung hanya perlu membayar tiket masuk Rp. 3000 dan biaya parkir Rp.2000 saja, sangat terjangkau bukan?


    Selain Kampung Warna Warninya, disekitarnya juga ada Kampung 3D dan Kampung Biru. Untuk bisa masuk ke area tersebut, kita harus membeli tiket kembali. Lokasi destinasi wisata yang satu ini sangat strategis, walaupun bernama kampung, tapi lokasi masuknya tepat berada dipinggir jalan raya Kota Malang, sehingga wisatawan tidak akan kesulitan akses untuk berkunjung. Alamat lebih lengkapnya adalah Kampung Jodipan Kecamatan Blimbing Kota Malang Jawa Timur, hanya berjarak sekitar 2 KM dari Alun-Alun Kota Malang dan 500 M saja dari Stasiun Kota Malang.

    Semua spot-spot disini dicat dengan berbagai macam warna, jika ingin berfoto dengan seluruh view cantik dari Kampung Jodipan, pengunjung bisa mengambil foto dari jembatan kaca yang menjadi jalan penghubung kampung-kampung disini. Jam buka destinasi satu ini mulai pukul 07.00 pagi – 18.00, waktu yang paling tepat untuk mengunjungi Kampung Jodipan tentu saja saat cuaca sedang tidak panas-panasnya. Aku berkunjung kesini sore hari sehingga cuaca cukup mendukung, saat sore hari juga kita bisa saja beruntung mendapatkan view indah sunset di Kampung ini. So, tunggu apalagi guys? Kampung Warna Jodipan tentu jadi rekomendasi destinasi wisata utama saat berlibur ke Kota Malang.

    Please keep the place clean when u visit :)

           

 


    If you ask me, berapa lama nabung biar bisa jalan-jalan ke Malang? Jujur, sekitar 10-11 bulan, hampir satu tahun ya hehe. Sebenarnya rencana awal buat nabung targetnya sekitar 6 bulan, tapi karena pandemi, jadi banyak hal yang terhambat, termasuk waktu yang harus diundur dan tentunya masalah keuangan. Ok, berarti anggap saja nabungnya hampir setahun. Spend moneynya berapa lama? Satu minggu, iya bener, hampir semua uang habis untuk traveling selama satu minggu di Malang, kontras banget ya sama waktu nabungnya yang hampir setahun.

    Dapat apa saja selama satu minggu di Malang? Atau lebih jelasnya, uang hasil nabung itu digunain buat apa aja? Sayang gak uangnya? Mending dibeliin ini atau itu gak sih? if you guys ask me about it, about what I got during my trip in Malang, jawabanku simpel saja, aku dapat PENGALAMAN, pengalaman berlakunya sampai kapan? SEUMUR HIDUP. That’s why, bagiku, money is better spent on experience than on material things. Uang mungkin bisa dicari lagi, tapi moment dan waktu hanya bisa terjadi sekali. Aku tidak mau diam dirumah saja, sedangkan dunia ini begitu luas dan memiliki keindahan alam yang sangat menakjubkan, so, I have to visit, see and enjoy it.

    Banyak hal baru yang aku temui setiap Traveling, melihat lebih banyak lagi ciptaan-ciptaan Sang Maha Kuasa, bertemu dan mengenal orang-orang baru, merasakan budaya atau kebiasaan setempat, mencicipi aneka kuliner khasnya dan masih banyak lagi. Jujur, semua ini membuatku candu, rasanya tidak ingin perjalanan ini berhenti begitu saja, tapi harus terus berlanjut.

    Malang merupakan salasatu tujuan wisata yang banyak dikunjungi, aku kira Malang hanya memiliki tujuan wisata itu-itu saja, seperti Jatim Park. Tapi ternyata dugaanku salah, Malang memiliki banyak kekayaan alam yang sangat luar biasa, banyak gunung dan pantai indah disana. Entahlah, saat diri ini menggunjungi destinasi yang berbau alam, aku merasa posisiku saat itu lebih dekat dengan Sang Maha Pencipta. Melihat berbagai keindahan alam ciptaanNya selalu membuatku sadar, bahwa kita hanya hambaNya yang sangat kecil, tidak ada yang perlu disombongkan dalam hidup ini, and of course banyak hal yang patut kita syukuri, salasatunya kita dilahirkan di Negara yang memiliki keindahan dan kekayaan alam yang sangat besar.

    I feel very sad, when my trip in Malang is over. Air mataku benar-benar tumpah saat harus bergegas naik kereta untuk pulang, rasanya berat untuk meninggalkan Kota ini. Ternyata benar, apapun yang dilahirkan dari hati akan sampai pula kehati, I really feel it. I travel with all my heart, I travel because I love it, I travel because when I do, I feel my self more alive.

           

           

 

    Jujur, sampai saat ini kadang masih gak nyangka, Gunung Bromo yang sudah masuk bucket list aku sejak lama, finally bisa tercoret juga tahun ini. Bahagia, sedih karena terharu, semuanya benar-benar terasa ketika aku sampai disana, ya di Puncak Sunrise Point Bromo, saat aku bisa langsung menyaksikan matahari terbit dan melihat seluruh keindahan sekitarnya, it’s like a dream come true. Pengen nangis sebenernya, tapi takut dibilang lebay hehe. Semua orang punya impian, cita-cita, tujuan dan targetnya masing-masing, and this is main, I mean ya, inilah bucket listku atau kebanyakan orang menyebutnya wish list, tapi aku lebih suka menyebutnya bucket list hehe and my bucket list is to travel more and more often.






     

    Perjalanan menuju Gunung Bromo dari Kota Malang memerlukan waktu kurang lebih 3 jam, aku dan 2 orang partner travelku join open trip, awalnya sempet mikir, gimana ya rasanya ikut open trip? Tripnyakan pasti disatuin sama peserta trip lain, seru gak ya? Atau malah sebaliknya? Tapi apa daya hehe, kalo ngambil private trip budgetnya tentu lebih mahal, and finally nekad juga ikut open trip. Bisa tebak gak gimana rasanya open trip? Disatuin sama peserta trip lain yang otomatis belum kita kenal, dan sebenarnya ini semua diluar dugaan sih hehe, trip kali ini serunya pake banget. Very happy pastinya bisa ketemu orang-orang baru yang baik dan seru, ditambah guidenya yang super friendly, this is really the perfect trip for me.

    Semakin dekat jarak menuju Gunung Bromo, dingin otomatis semakin terasa, dan kesalahan besar aku ditrip kali ini adalah, jaket aku kurang tebel hehe. Dinginya parah sih, apalagi buat aku yang bukan anak gunung alias jarang banget ngetrip ke Gunung, jangan lupa guys pake jaket tebel, sarung tangan, kaos kaki plus kuplu biar gak kedinginan. Saat sampai di sunrise point Bromo, guidenya langsung ngarahin kita ke sebuah warung, hampir semua warung disini menyediakan tungku api kecil untuk pengunjung agar bisa menghangatkan diri. Lama-lama aku tersadar, bahwa warung-warung kecil yang berjajar disekitaran Sunrise Point Bromo ini adalah warung diatas awan yang sering banget aku llihat di sosmed, jadi makin terharu deh akhirnya bisa kesini.

    Setelah sholat shubuh, kami berjalan menuju spot yang lebih dekat lagi dengan sunrise point, dimana kita bisa langsung menyaksikan seluruh keindahan Bromo. Dari spot ini juga kita bukan hanya bisa melihat Gunung Bromo saja, tapi juga macam-macam Gunung, seperti Gunung Semeru, Gunung Batok dan lain-lain. I am so grateful, cuaca di Bromo saat aku trip benar-benar mendukung, padahal bulan desember biasanya masuknya musim hujan. I can’t say many words about Bromo actually, I was very speechless karena keindahannya, dari mulai sunrise pointnya, spot-spot area bawah Bromo seperti Bukit Widodoren, Pasir berbisik, Kawah Bromo dan yang lebih spesial adalah Padang Savana dan Bukit Teletubis yang memiliki view layaknya di Negeri dongeng, disana juga kita bisa menikmati kuliner bakso khas Malang dengan view yang tidak biasa.







    Tips dari aku untuk temen-temen yang mau trip ke Bromo, baik yang mau ambil open trip atau private trip, cari agensi trip yang benar-benar terpercaya ya guys, dan kita juga harus benar-benar teliti sama  include dan exclude dari agensi trip yang kita pilih. Cari agensi trip yang meeting pointnya dari Kota Malang, biar kalian gak usah ribet lagi cari transportasi pulang pergi, apalagi kebanyakan trip Bromo midnight trip atau trip yang dimulai tengah malem, agar pengunjung nantinya bisa menikmati sunrise.

    Selain itu, bagi kalian yang mau dapet foto-foto keren, kalian bisa pilih agensi trip yang include dokumentasi. Biasanya harga open trip yang mencakup hampir keseluruhan seperti transportasi PP, BBM, tiket masuk, dokumentasi dan lain-lain berkisar 200 rban lebih sampai 400 rb. Semakin harga naik, semakin agensi trip tersebut memiliki kelebihan lain, seperti dokumentasi premium, supir dan guidenya yang berbeda dan lain-lain. Nah, kisaran harga yang aku jelasin diatas itu untuk one day trip, jadi untuk temen-temen yang mau nginep di Bromo atau tripnya lebih dari satu hari, harganya otomatis akan lebih tinggi.

    Siapapun yang bermimpi untuk berkunjung ke Gunung Bromo, semoga secepatnya ya, Aamiin. Please keep the place clean when u visit :)

   

             

           

 

    Karena penasaran dengan penangkaran biota laut dekat kawasan pantai batu hiu, akhirnya beberapa hari yang lalu aku mutusin untuk nyari tau tentang tempatnya. Ternyata benar, sekitar 300 meter dari pantai batu hiu terdapat tempat kelompok penangkaran biota laut (KPBL). Disini kita bisa melihat penyu-penyu dari yang kecil sampai dewasa, biasanya di akhir pekan pengunjung lumayan ramai, sedangkan di hari biasa hanya beberapa pengunjung seperti mahasiswa yang ingin melakukan penelitian ataupun yang lainnya.      

    Menurut info yang aku dapet, kondisi penyu di wilayah ini populasinya semakin berkurang, banyak penyebabnya, salah satunya karena kondisi ekosistem dan juga banyak penyu mati dibunuh manusia. Biasanya pada hari-hari tertentu saat penyu sudah siap dilepaskan ke pantai, pengunjung bisa ikut serta membantu melepaskan penyu-penyu tersebut.



     Oh iya, tepat didepan tempat kelompok penangkaran biota laut (KPBL) ini, terdapat sebuah gapura cantik yang langsung menghadap ke Pantai. Tak salah lagi, kenapa banyak wisatawan menyebut bahwa kawasan pantai batu hiu ini sebagai Balinya Jawa Barat, keindahan pantai ini tidak perlu diragukan lagi. Sebutan Bali Van Java untuk kawasan pantai ini memang sangat cocok, berfoto sambil menikmati keindahan pantai tepat digapura ini menjadi nilai plus tersendiri untuk spot disini.

*Pleace keep the place clean when you visit :)


 

         Gak kerasa 2020 tinggal dua bulan lagi, tinggal menghitung hari menuju 2021, secepat itu. Jutaan rencana setiap orang harus tertunda ditahun ini karena pandemi, bukan hanya kita kok yang merasa dirugikan, tapi juga banyak orang. Rencana-rencana yang harusnya terlaksana tahun ini, tapi nyatanya belum bisa. Bucket list traveling yang harusnya sudah tercoret, sampai saat ini belum juga bisa tercoret. Sedih? Kecewa? Gereget? Jujur aku ngerasain banget tiga hal ini sampai sekarang, rencana jalan-jalan yang sudah sangat tersusun rapih jauh-jauh hari disebuah buku, belum juga bisa tercapai, bahkan bukunyapun sampai berdebu. Selalu ada hikmah dan solusi dibalik semua ini, yes that’s right. Traveling atau berlibur pada masa pandemi memang beresiko, berencana berlibur jauh keluar daerah, luar pulau atau bahkan luar negeri baiknya tentu saja ditunda dulu, but if you do, always follow the health protocol!

       Pertama, kemanapun dan dimanapun kita berlibur ataupun jalan-jalan, baik jauh ataupun dekat, tentu saja kita wajib mematuhi protokol kesehatan. Pakai masker, cuci tangan atau pakai hansenitizer sesering mungkin dan pastinya jaga jarak dimanapun kita berada. Jangan pernah menganggap sepele pada protokol kesehatan! Virus kecil tidak terlihat, tentu saja kita patut berhati-hati, waspada? Yes harus, panik? No!

        Ke-dua, sebaiknya gunakan kendaraan pribadi agar lebih aman. Tapi jika memang mendesak harus menggunakan transportasi umum, aku sangat menyarankan untuk naik kereta. Saat ini, kereta merupakan transportasi yang menurutku sangat baik sekali dalam penerapan protokol kesehatan. Contohnya, setiap penumpang akan diberikan fasilitas masker sekaligus face shield, cek suhu tubuh yang rutin dan jaga jarak. Selain itu, penumpang jarak jauh juga wajib menunjukan surat bebas Covid-19 berdasarkan hasil uji PCR atau Rapid-Test yang berlaku 14 hari pada saat keberangkatan, dan bagi daerah yang tidak tersedia fasilitas PCR atau Rapid-Test, maka dapat menunjukan surat keterangan bebas gejala seperti influensa (influensa-like illness) dari dokter rumah sakit/puskesmas. Penumpang yang tidak memenuhi syarat tersebut, tentu saja tidak akan diperbolehkan untuk melanjutkan perjalanan menggunakan kereta, dengan kebijakan pengembalian bea pemesanan tiket 100 persen.

       Next and last, traveling pada masa pandemi, kita harus pinter-pinter memilih wisata tujuan yang aman. Baiknya tentu yang tidak terlalu jauh dari domisili kita, dan jika tujuan wisatanya jauh, carilah tempat wisata, daerah ataupun negara yang dalam penanganan kasus Covid-19nya sangat baik. Begitupun dalam memilih tempat penginapan, carilah tempat penginapan yang mematuhi protokol kesehatan.

         Ribet? Ya memang, kangen liburan normal? Banget, tapi percuma ngeluh terus menerus. Hari gini ya disyukuri aja, alhamdulillah masih diberi rezeki dan kesempatan untuk jalan-jalan, walaupun masih ini masih itu dan lain-lain. Semoga pandemi ini segera berakhir, aamiin.



     Setelah sekian lama, finally bisa berkunjung ke Pantai indah dan penuh sejarah ini, Yesss namanya Pantai Batu Hiu. Pantai yang satu ini Berlokasi di Desa Ciliang Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran Jawa Barat, kurang lebih 14 KM dari Pantai Pangandaran ke arah Selatan. Saat memasuki kawasan pantai ini, kita akan disambut oleh patung raksasa berbentuk mulut ikan hiu yang sedang terbuka, dan patung ini konon sudah dibangun sejak tahun 1980-an.




    Agar bisa menikmati indahnya panorama pantai ini, kita bisa masuk kedalam patung ikan hiu, lalu menaiki tangga menuju bukit yang akan langsung memperlihatkan kita pada keindahan kawasan pantai ini. Selain itu, disini ada banyak sekali pohon pandan yang tentunya menjadi peneduh utama pantai ini, jadi gak usah hawatir, walaupun berkunjung disiang hari dengan cuaca panas, disini akan tetap teduh dan adem.




    Saking indahnya, pantai ini sering disebut Tanah Lotnya Jawa Barat oleh banyak wisatawan, Pantai Batu Hiu terletak di Selatan Pulau Jawa yang langsung berbatasan dengan Samudra Hindia, waw kerenkan? Pemandangan disini luas sekali, kita bisa menyaksikan deburan ombak yang cukup besar dan birunya lautan, ditambah bebatuan yang sangat cantik, susah sebenarnya menggambarkan keindahan pantai ini. Rumput-rumput dan pepohonan disini tumbuh subur dan hijau, aku sempat dibuat bengong oleh keindahan pemandangannya, apalagi saat kebetulan ada satu perahu nelayan sedang berlayar ditengah laut, aku sempat bertanya-tanya, is this real? View disini seperti sebuah lukisan, seperti tidak nyata saking indahnya.


    Karena ombak cukup besar, oleh karena itu pengunjung dilarang berenang di area pantai ini. Tapi tenang saja, walaupun dilarang berenang, menurutku pemandangan disini sudah lebih dari cukup untuk memanjakan dan menyejukan jiwa, mata, hati dan pikiran kita. Kalo ditanya kapan waktu paling tepat untuk mengunjungi tempat ini? I am gonna answer anytime kecuali malam hari. Baik pagi, siang ataupun sore tetap ok kok untuk mengunjungi tempat ini, nilai plusnya saat sore hari, kita bisa menyaksikan dan menikmati matahari terbenam atau sunset yang keindahannya tidak perlu diragukan lagi.

HARGA TIKET MASUK

·         Jalan Kaki                   : Rp3.300

·         Sepeda Motor             : Rp7.000

·         Mobil Carry                 : Rp36.000

·         Jeep / Sedan                : Rp19.500

·         Pick Up / L300            : Rp51.500

·         Bus Ukuran Kecil       : Rp68.000

·         Bus Ukuran Sedang    : Rp106.000

·         Bus Besar                    : Rp172.000

*harga tiket bisa berubah sewaktu-waktu, tapi tidak akan jauh berbeda dengan harga biasanya.

 

 


    Kalo kalian anak sekolahan, belum berpenghasilan ataupun bekerja, tapi hobi jalan-jalan alias traveling, kita tos dulu hehe. Yes, kita samaan. Aku jatuh cinta pada dunia traveling saat duduk dibangku kelas 12 sekolah menengah atas (SMA), telat ya? Kalo kata dosenku yang sama-sama punya hobi jalan-jalan, dia bilang aku telat, kenapa baru hobi traveling pas kelas 12 SMA? kenapa gak dari dulu? Hehe.

    Aku pribadi ngerasa banget sih, kenapa ya telat? Kenapa baru-baru ini jatuh cinta pada dunia traveling? Pertanyaan ini sering menghantui pikiranku hehe. Sekarang tahun 2020, aku baru kuliah semester 3. Saat aku masih kelas 12 SMA, aku inget banget sekitar bulan Desember 2018 hampir menuju tahun baru 2019, aku memulai solo travelingku ke Yogyakarta, berarti baru sekitar satu tahun lebih atau hampir 2 tahun aku memulai hobi traveling.

      Udah kemana aja kak emangnya? Well, aku bukan orang kaya ataupun orang yang punya banyak uang dan bisa jalan-jalan semaunya dan sepuasnya. So, kalo mau traveling ke suatu tempat, aku harus bisa nabung. Kalo kalian sama kaya aku, harus benar-benar bisa berjuang buat nabung dulu biar bisa jalan-jalan, gak papa kok, justru ini semua menjadi kebangaan tersendiri, saat kita berhasil mewujudkan target traveling kita kesuatu tempat, kita akan benar-benar merasakan manisnya setelah susah paya berjuang.

        Ok, langsung saja ke tipsnya. Setiap libur semester, aku pribadi selalu mempunyai target harus bisa traveling kesuatu tempat. Dalam satu tahun ada dua semester, berarti minimal setiap tahun aku harus bisa traveling dua kali, yaitu setiap libur semester. Ingat ya dua kali itu minimal, kalo misalnya bisa lebih dari dua kali dalam setahun, tentu lebih bagus.

       Gimana sih cara nabungnya? Buat kita yang masih sekolah dan belum berpenghasilan, berarti kita harus bisa nyisihin uang jajan setiap harinya. Aku pribadi punya target setiap minggu harus bisa nyisihin atau ngumpulin uang minimal Rp. 50.000, inget ya ini minimal. Dalam satu semester ada 6 bulan, dalam 6 bulan berarti ada 24 minggu. Jadi, Rp.50.000 x 24 adalah Rp. 1.200.000, dan dengan jumlah segini tentu saja lumayan banget buat budget traveling, apalagi kalo bisa nabung dengan jumlah lebih. Plisss Rp.1.200.000 ini jangan dijadikan patokan akhir, usahakan kita bisa nabung lebih dan lebih. Walaupun travelingnya mungkin belum bisa ke luar negri, ataupun keluar pulau yang jaraknya jauh banget, dan tentu saja harus membutuhkan biaya apalagi ongkos transportasi lebih, it’s ok kok, yang penting kita terus bisa berproses.

         Ok, untuk tips-tips traveling berikutnya, soon aku bakalan share next artikel. Enjoy guys!

           


 

    Sebenarnya aku sudah tiga kali mengunjungi tempat ini. Pemandangannya yang indah, langit dicakrawala yang biru, aliran air sungainya, serta hembusan angin dan lalu lalang perahu-perahu disini berhasil membuatku selalu ingin untuk berkunjung kembali.



    Tempat yang satu ini berlokasi dikawasan Bengawan Nusawiru, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Tempat Wisata ini memiliki keindahan berupa tanaman mangrove ditambah aliran sungainya yang mengalir dengan tenang, selain itu nilai plusnya disini ada spot untuk menikmati sunset, dan pastinya akan sangat cocok untuk berswa foto. Oh iya Wisata satu ini non pantai ya guys tapi momen keseruannya tidak akan kalah dengan wisata pantai kok, untuk sampai ketempat ini masih memerlukan waktu kurang lebih 30-35 menit dari pantai utama Pangandaran.   



    Wisata ini juga menyediakan sewa perahu kano untuk pengunjung, dengan harga RP. 20.000 saja kita bisa menyusuri keindahannya dengan mendayung menggunakan perahu kano. Jujur, awalnya sempat gak berani sih hehe, tapi dengan modal nekad akhirnya berani dan sampai sekarang bikin candu jadi pengen naik kano lagi dan lagi. Air disini cukup tenang ya guys, jadi walaupun kita tidak mempunyai pengalaman mendayung ataupun naik kano sebelumnya, tetap akan aman. Keamanan lain seperti pelampung juga disediakan dan sudah termasuk satu harga dengan sewa kanonya. 


    
    Menikmati senja dengan berkeliling disekitaran tempat ini, sambil mendayung perahu kano adalah pilihan paling tepat. Kenapa dibilang tepat? karena pengunjung bisa melihat nelayan ataupun warga sekitar, sampai anak-anak kecil sedang memancing ditepian sungai, dan menurutku hal ini benar-benar membuat suasana disini lebih sempurna.


    Aku saranin, kalo mau mengelilingi tempat ini menggunakan perahu kano, waktu paling tepat adalah sore hari, cuacanya akan lebih adem dan tidak terlalu panas. So, don’t forget guys ! kunjungi tempat ini dan jaga kebersihannya ya.


Newer Posts Older Posts Home

Followers

About Me

Assalamualikum. Hi Everyone! Welcome to the online journal "Traveling Diary". I am Ineu Melia, a girl who loves to travel and share her experiences. Aku sangat berharap, semoga blog ini bermanfaat dan bisa menginspirasi siapapun to see this beautiful world. So, enjoy guys! Thanks for visiting my travel blog.

Subscribe & Follow

Popular Posts

  • RAMMANG-RAMMANG MAROS SULAWESI SELATAN
  • MELUKIS CERITA PENUH MAKNA DI BINONGKO WAKATOBI
  • FRAGRANCE BRIGHTENING BODY LOTION ROMANSA BY SCARLETT WHITENING
  • SERUNYA NAIK KANO DI BENGAWAN NUSAWIRU
  • LABUAN BAJO, SEPOTONG KECIL SURGA DI INDONESIA TIMUR

Categories

  • Food & Culture 3
  • Life Stories 8
  • Thought & Tips 10
  • Travel Destination 35

Contact Form

Name

Email *

Message *

Blog Archive

  • ►  2022 (19)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  July (3)
    • ►  June (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (2)
    • ►  March (3)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2021 (17)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ▼  2020 (20)
    • ▼  December (4)
      • BEAUTIFUL SUNSET AT KUSUMA AGROWISATA BATU MALANG
      • KAMPUNG WARNA JODIPAN MALANG
      • A PRECIOUS WEEK IN MALANG
      • PERFECT TRIP DI GUNUNG BROMO
    • ►  November (2)
      • PENANGKARAN BIOTA LAUT DI BALI VAN JAVA
      • TIPS TRAVELING PADA MASA PANDEMI
    • ►  October (4)
      • PANORAMA INDAH PANTAI BATU HIU
      • TIPS NABUNG TRAVELING ANAK SEKOLAHAN
      • SERUNYA NAIK KANO DI BENGAWAN NUSAWIRU
    • ►  August (6)
    • ►  July (4)
Powered by Blogger.

ineumeliaf_

Blog Styling By Yanikmatilah Saja | Theme by OddThemes.

COPYRIGHT © 2020 Ineu Melia | Styling by Yanikmatilahsaja