Desember 2018 lalu, saat perjalanan travelingku dimulai.
Yogyakarta menjadi pilihan pertama untuk dikunjungi. Kota wisata yang juga
terkenal dengan keanekaragaman budayanya ini, selalu berhasil menarik perhatian
banyak orang dari berbagai macam daerah bahkan mancan negara. dan aku selalu
setuju dengan kalimat “Jogja itu terbuat dari Rindu” karena siapapun yang
pernah singgah, akan selalu merasa terundang untuk kembali.
Kurang lebih 4 hari aku berlibur di Jogja, dan 4 hari gak akan cukup sebenarnya untuk keliling wisata di Jogja yang jumlahnya banyak banget. Malam hari sebelum besoknya pulang, aku memutuskan untuk keliling malioboro dan sekitarnya, suasana malam disini jangan diragukan ya guys hehe, jujur adem banget bawaannya bikin relax. Apalagi ditambah lampu-lampu cantik yang menyala disepanjang jalan Malioboro.
Saat jam
sudah menunjukan kurang lebih pukul 10-11 malam, sebelum aku memutuskan untuk
pulang kepenginapan, aku mendapati sebuah kejadian, yang membuka mata, hati dan
pikiranku tentang hidup. Ada seorang bapak-bapak, usianya kalo dilihat dari
fisiknya lumayan sudah berumur. Penyakitnya kambuh saat ia sedang menjadi jasa
dorong delman (jd bapak ini bantu dorong/ngejagain delmannya dari belakang
sambil jalan kaki), karena memang Jogja terutama Malioboro saat itu sedang
macet-macetnya dan selalu ramai pengunjung apalagi diakhir tahun menuju tahun
baru, sehingga jasa dorong delman sangat dibutuhkan agar lebih aman.
Entah penyakit apa yang diderita bapak pedorong delman itu, tubuhnya
tiba-tiba tak terkendali sampai akhirnya ia pingsan dijalan dan mengeluarkan
cairan dari mulutnya. Orang-orang disekitar termasuk aku otomatis panik,
beberapa orang langsung meghampirinya. Karena penasaran aku nanya kesalah satu
pedagang street food tentang kenapa bapak itu bisa sampai seperti
ini, dan pedagang itu menjawab bahwa bapak jasa dorong delman ini selalu
bekerja terlalu keras dari pagi sampai malam setiap harinya dan bisa jadi ia
kelelahan sehingga penyakitnya kambuh.
Aku
nggak tau alasan kenapa bapak jasa dorong delman ini bekerja begitu keras dari
pagi sampai malam. Kita semua bisa mengira-ngira berapa pendapatan dari
pekerjaannya, mungkin tidak seberapa. dan mungkin ia membutuhkan
pendapatan lebih untuk menghidupi dirinya dan keluarganya, sehingga terus bekerja
tanpa mengenal lelah seharian. Jujur, dari kejadian ini aku banyak belajar,
bahwa banyak hal yang patut aku syukuri dalam hidup. Bisa jadi bapak ini belum
tentu ada biaya minimal untuk makan setiap harinya, sedangkan aku makanpun sudah
pasti selalu ada, tapi tetap saja banyak ngeluh.
Kejadian
ini juga yang merubah mindsetku bahwa traveling is about many things. Traveling bukan hanya tentang senang-senang saja, akan ada banyak hal
0 Comments